Skip to main content

Sekilas Tentang Brunei Darussalam

Brunei Darussalam adalah negara merdeka dan berdaulat, terletak di ujung Utara sebuah pulau besar yang bernama Borneo. Pulau ini "dihuni" oleh dua negara lain, yaitu Indonesia (Kalimantan), dan Malaysia (Sabah dan Serawak). Dalam bahasa Inggris, Darussalam diterjemahkan sebagai The Abode of Peace. Brunei Darussalam memproklamasikan kemerdekaannnya pada 1 Januari 1984,menjadi anggota Persemakmuran Inggris
(Commonwealth) ke-49, dan juga bergabung kedalam PBB, ASEAN, dan OIC (Organisasi Negara-negara Islam). Negara ini berbentuk kerajaan dan sejak kemerdekaannya dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah.
Penduduk Brunei Darussalam terdiri atas 70% puak Melayu, lebih dari 10% keturunan Tionghoa dan sisanya dari berbagai suku dan ras. Dari segi agama, sekitar 70% beragama Islam, Buddha13%, Kristen-Katholik 11%, dan sisanya tercatatsebagai freethinkers. Bahasa resmi yang dipergu nakan adalah Melayu. Sebagian besar orang Brunei berkemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris.

Jumlah penduduk Brunei Darussalam saat ini sekitar 430.000 jiwa, hampir sepertiganya bermukim di dalam Bandar Seri Begawan. Brunei Darussalam termasuk sebagai negara maju,memiliki nilai HDI (Human Development Index) tertinggi di Asia setelah Singapura, dan menurut IMF merupakan negara nomor empat di dunia dalam peringkat GDP berdasarkan PPP (Purchasing Power Parity). Ekonomi utama Brunei adalah minyak.
Kerajaan Brunei Darussalam juga memberlakukan Hukum Syariah. Dengan demikian, pelacuran dan minuman beralkoholtidak diizinkan di negara kerajaan ini. Hanya adasatu tempat khusus untuk minuman beralkohol bagi warga negara asing yang tinggal maupun berkunjung ke Brunei.

Akses
Brunei Darussalam dapat dicapai dengan pesawat terbang komersial terjadwal dari beberapa kota Asia, seperti: Jakarta, Singapura, Hong Kong, Manila, dan lain-lain. Beberapa maskapai penerbangan yang menerbangi rute ini antara lain adalah: Royal Brunei, Singapore Airlines, Malaysia Airlines, SilkAir, AirAsia, dan Cebu Air. Brunei International Airport terletak di Berakas, tidak jauh dari pusat bandar. Brunei juga dapat dicapai melalui jalan darat dari Malaysia. Kota Malaysia yang terdekat adalah Miri, sekitar 90 menit berkendara ke arah Barat. Pelabuhan laut di Brunei Darussalam tidak terlalu besar, dan terutama dipergunakan untuk kepentingan kargo. Perahu-perahu penumpang berkapasitas sedang menghubungkan Brunei dengan Sabah dan Serawak di Malaysia.

Visa
Bagi warga negara ASEAN, tidak diperlukan visa untuk kunjungan singkat - untuk wisata, kunjungan keluarga, maupun kepentingan usaha - ke Brunei Darussalam. Cukup banyak warga negara Indonesia mencari nafkah di Brunei Darussalam - baik sebagai pekerja kasar maupun sebagai tenaga profesional. Mereka memegang visa khusus yang sah untuk bekerja di Brunei Darussalam. Kedutaan Besar Kerajaan Brunei
Darussalam berkantor di Jakarta.

Mata Uang, Kartu Kredit, dan Fasilitas
Perbankan
Mata uang yang berlaku di Brunei Darussalam adalah Dolar Brunei yang dikelola oleh Monetary Authority of Singapore. Nilainya disamakan (pegged) dengan Dolar Singapura. Kartu ATM dari bank-bank utama di Indonesia dapat berlaku untuk menarik uang tunai dari mesin ATM yang banyak dijumpai di Brunei Darussalam. Kartu-kartu kredit pun diterima secara umum sebagai alat pembayar yang sah. Brunei memiliki beberapa bank yang mempunyai reputasi internasional.

Hotel
Sesuai dengan jumlah pengunjung/wisatawan yang masih terbatas, tidak terlalu banyak hotel dapat ditemukan di Brunei Darussalam. Dari hotel-hotel yang ada pun hampir semuanya masih mengalami tingkat hunian rendah.
Hotel terbesar dan termewah di Brunei adalah The Empire Hotel and Country Club - milik
keluarga Kerajaan. Hotel-hotel mewah lainnya adalah Radisson, Trader'inn, Grand City, dan Orchid Garden. Sekalipun tidak besar, Orchid Garden adalah tempat menginap Presiden Bill Clinton ketika berkunjung ke sana.
Selain hotel-hotel berbintang empat, juga tersedia beberapa hotel kecil dan youth hostels untuk para backpackers.

Jalan-jalan
Brunei Darussalam terdiri dari empat distrik: Belait, Brunei/Muara, Temburong, dan Tutong. Wisatawan asing yang belum pernah melihat akan senang berkunjung ke hutan-hutan tropis di kawasan Brunei. Pantainya yang cukup indah pun merupakan surga bagi wisatawan asing karena dianggap masih belum tersentuh
komersialisasi pariwisata. Satu hari pun sudah cukup untuk mengelilingi kawasan negara kerajaan ini.
Ibukota Brunei Darussalam, Bandar Seri Begawan, adalah sebuah kawasan yang tidak seberapa besar, penuh dengan gedung-gedung perkantoran pemerintah maupun niaga. Bagian kota lama berbaur dengan bangunan-bangunanmodern bertingkat tinggi. Objek pariwisata utama di Brunei Darussalam
adalah naik perahu mengelilingi Kampong Ayer - sebuah perkampungan dengan ribuan rumah- rumah rakyat yang dibangun di atas air. Kampung ini adalah asal-muasal Brunei Darussalam. Untuk mengelilingi Kampong Ayer, kita bisa menyewa perahu motor dengan ongkos Br$10 untuk sekitar 15-20 menit. Perahu motor ini disebut water taxi, dan merupakan angkutan umum yang menghubungkan Bandar Seri Begawan dengan Kampong Ayer. Kampong Ayer juga dapat dilihat dari Tarindak Restaurant & Handicraft Center. Restoran ini
merupakan salah satu atraksi wisata karena selain menyajikan kuliner khas Brunei, juga menjual
berbagai kerajinan tangan rakyat. Dari gedung yang lokasinya tinggi, kita dapat melihat
Kampong Ayer di atas laut.

Museum
Ada dua museum yang dapat dikunjungi, yaitu Museum Brunei dan Bangunan Alat Kebesaran Diraja. Yang terakhir ini lebih layak dikunjungi. Isinya adalah royal regalia atau pakaian dan alat- alat yang dipakai di istana  kerajaan. Soalnya, Istana Nurul Iman yang merupakan istana tempat tinggal terbesar dan termewah di dunia
tidak dapat dikunjungi umum. Untuk memotret dari luar pun sulit karena bangunan istana mewah ini tersembunyi di balik kontur pepohonan yang menutupinya. Sekalipun istana merupakan bangunan yang off
limit, Sultan Hassanal Bolkiah yang ganteng itu dikenal sebagai raja yang ramah. Ia punya kegemaran mengemudikan mobil. Tiap Sabtu pagi, Sultan biasanya mencoba salah satu dari ratusan mobil mewah miliknya di sekitar Jerudong. Ia mengemudikan mobil sendiri, tanpa pengawal, dan selalu melambaikan tangan sambil
tersenyum ramah kepada warga yang menyapanya.

Masjid-masjid besar di Bandar Seri Begawan -
Masjid Sultan Omar dan Masjin Sultan Hassanal Bolkiah - dibuka untuk umum dan merupakan objek pariwisata yang menarik. Tempat hangout populer di Bandar Seri Begawan adalah Yayasan. Lho, kok? Ini sebenarnya adalah sebuah kompleks mal paling baru, paling mewah, dan paling modern di Brunei - dibangun dan dimiliki oleh Yayasan Pangeran Bolkiah. Demikianlah, maka orang Brunei menyebut tempat ini sebagai Yayasan. Pada hari-hari akhir pekan, tempat ini menjadi amat sangat ramai kesempatan untuk bertemu dengan banyak perantau dari Indonesia. Dibandingkan dengan mal-mal mewah di Jakarta, Yayasan sungguh "terbelakang". Jenis dan merk barang yang diperdagangkan di Yayasan sangat terbatas dan agak tertinggal dari segi fashion.
Kuliner Secara umum, kuliner Brunei sangat mirip dengan masakan Melayu (Malaysia, Padang, Riau, dan lain-lain). Karena itu, kebanyakan orang Brunei justru bingung bila ditanya tentang masakan khas Brunei. Paling-paling mereka akan menyebut nasi katok - yaitu nasi bungkus dengan lauk sambal dan ayam goreng.
Makanan murah meriah tersebut harganya hanya B$1 (sekitar Rp 7 ribu). Konon, sambalnya yang istimewa itu pertama kali diuleg oleh seorang pembantu rumah makan berasal dari Tatar Sunda. Katok (dibaca: ketuk!) adalah penamaan populer karena dulunya pembeli harus mengetuk rumah penjualnya untuk dapat membeli beberapa bungkus nasi itu. Sarapan yang umum di Brunei adalah kopi tarik dan roti canai (prata). Roti canai bisa dimakan dengan taburan gula pasir, guyuran susu kental manis, atau juga dapat dicocol dengan kari (ayam, ikan, lembu, kambing, kentang, atau dhal) . Tempat yang populer untuk ini adalah Iskandar Curry House – punya beberapa cabang. Di pasar dan warung-warung juga tersedia nasi lemak untuk sarapan. Tempat sarapan dan ngopi yang juga populer adalah Chop Jing Chiew di Gadong. Ini adalah sebuah kopitiam (warung kopi djadoel yang
terkenal dengan kopi dan roti kuning kahwin. Yang terakhir ini adalah roti tawar berwarna kekuningan, dibakar, diisi selai kaya dan irisan mentega beku. Chop Jin Chiew juga punya cabang di Bandar Seri Begawan, dan selalu ramai hingga petang hari. 
Makanan tradisional Brunei (selera urang Brunei kitani) adalah ambuyat yang dibuat dari sagu. Bentuknya sangat mirip dengan papeda di Maluku dan Papua (pupeda di Ternate dan Tidore), tetapi warnanya putih (opaque), tidak bening. Ini hanya bergantung pada cara mengaduk ketika memasaknya. Bubur sagu ini disantap dengan berbagai lauk-pauk. Aminah Arif Restaurant (punya sembilan gerai di seluruh Brunei Darussalam) adalah tempat yang paling tepat untuk mencicipi ambuyat. Satu ambuyat disajikan dengan pucuk ubi masak
lemak (daun singkong dimasak dalam santan), ikan kembung goreng, sambal goreng, urat tumis, dan belutak. Belutak adalah sosis khas Brunei yang sangat saya sukai. Dibuat dari potongan daging yang dibumbui rempah dan asam, lalu dimasukkan ke dalam selongsong sosis dan dikeringkan. Sosis ini kemudian dipotong-potong dan ditumis sebentar dengan minyak. Rasa asam-gurihnya sangat khas. Saking sukanya pada belutak, saya sempat
berburu nasi goreng belutak di Frangipani Resto yang sangat jauh letaknya dari pusat bandar. Nasi goreng belutak itu sungguh sangat istimewa. Anehnya, belutak yang mak nyuss ini oleh orang Brunei malah tidak dianggap sebagai sajian yang istimewa. Mungkin mereka memang tidak menyadari bahwa belutak dapat dibangkitkan menjadi ikon kuliner penting bagi Brunei. Beberapa restoran lain yang patut disinggahi adalah: I-Lotus (masakan Tionghoa) di Kampung Rimba, Shikai Restaurant (masakan Tionghoa) di Batu Bersurat, Thien Thien (nasi ayam hainan), Lee Loi Fat (rojak kangkong, cucur udang). Dua kedai terakhir ini punya banyak cabang dibeberapa tempat. Di malam hari, Gadong Night Food Stalls menjadi tujuan warga Brunei untuk makan malam yang murah meriah. Selain nasi katok yang banyak dijual, juga banyak penjual ikan dan ayam bakar.
Anehnya, sekalipun Brunei terletak di pinggir laut, ternyata kebanyakan ikan yang dijual di situ diimpor beku dari India. Telekomunikasi, Internet dan Media Massa Brunei Darussalam memiliki dua perusahaan (operator, provider) telekomunikasi, yaitu: B- Mobile dan DTS. Layanan Blackberry baru mulai terselenggara sejak Desember 2010. Cukup mudah mendapat kartu SIM nomor lokal untuk akses komunikasi seluler. Di Brunei ada surat kabar populer berbahasa Melayu, Media Permata, dan dua surat kabar berbahasa Inggris, yaitu The Borneo Bulletin dan The Brunei Times. Brunei juga memiliki satu staisun radio dan enem pemancar televisi***

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH PERNYATAAN PERANG ACEH DENGAN BELANDA

Jika dibuka kembali sejarah perjalanan konflik Aceh, dapat disebut bahwa tanggal 26 Maret 1873 merupakan akar munculnya persoalan Aceh, yang masih terasa imbasnya sampai sekarang. Kerajaan Belanda melalui Nieuwenhuyzen, Komisaris Gubernemen Belanda mengeluarkan maklumat dan pernyataan perang terhadap kerajaan Aceh tepat tanggal 26 Maret 1873 di atas sebuah kapal perang Citadel van Antwerpen bersamaan dengan pendaratan perdana serdadu Belanda di sekitar Ulee Lhe, Banda Aceh. Pernyataan perang ini dikeluarkan karena kerajaan Aceh tidak mau tunduk di bawah dominasi Belanda, tidak mau melepaskan kewenangannya mengontrol selat malaka. Belanda bahkan menuding pejuang Aceh telah melakukan perompakan di selat Malaka tersebut, dan melakukan sabotase atas kapal-kapal dagang Belanda. Tak hanya itu, tindakan kerajaan Aceh membangun hubungan diplomatic dengan Kerajaan Turki serta dengan beberapa Negara lainnya seperti Perancis, Italia dan Amerika membuat kerajaan Belanda sangat marah dan mendorong

Kisah Warga Pedalaman Keturunan Raja Ubiet

"Hanya Bisa Mengaji, Berobatpun dari Tanaman Hutan" Pagi menjelang siang di Pucuk Krueng Hitam atau Gunung Ijo. Kabut masih enggan beranjak, sehingga sinar matahari belum menembus ke permukaan tanah. Namun, geliat masyarakat pedalaman keturunan Raja Ubiet, telah beranjak menuju ladang yang merupakan satu-satunya mata pencaharian masyarakat setempat. Warga pedalaman keturunan Raja Ubiet pun terbiasa menikmati dan memanfaatkan hasil hutan, tetapi tidak merusak hutan, begitu kata mereka.Kesibukan pagi pun di mulai. Pihak laki-laki bekerja ke ladang, sementara sang perempuan disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga, meski sesekali ikut membantu sang suami.

PANGLIMA ISHAK DAUD DIMATA SAYA

Saat sekarang banyak sekali panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini sudah menjadi orang penting di pemerintahan Aceh. Banyak diantara mereka yang belum saya kenal karena tiba-tiba muncul saat perdamaian Aceh. Dari banyak panglima GAM, saya kok lebih terkenang pada Ishak Daud, mantan panglima GAM wilayah Peurelak. Teungku Ishak ini sudah almarhum, tetapi sepertinya beliau begitu hidup dalam pikiran saya sebagai wartawan yang pernah meliput lama di Aceh. Teungku Ishak Daud, Panglima GAM Saya mengenal almarhum Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peurelak Aceh Timur tahun 2001. Saat itu saya diajak oleh senior saya Murizal Hamzah ke pedalaman Aceh Timur untuk bertemu beliau dan pasukannya.