Skip to main content

Lebih Detil Tentang Wahabi

Dengan pemahaman yang sederhana ini, yang
tidak timbul melainkan dari kebodohan akan
hikmah dan ayat-ayat Allah SWT, dia
mengkafirkan seluruh masyarakat dengan
mengatakan, "Sesungguh-nya orang-orang
musyrik jaman kita â €”yaitu orang-orang
Muslim— lebih keras kemusyrikannya
dibandingkan orang-orang musyrik yang
pertama. Karena, orang-orang musyrik jaman
dahulu, mereka hanya menyekutukan Allah di
saat lapang, sementara di saat genting mereka
mentauhidkan-Nya. Hal ini sebagaimana firman
Allah SWT yang berbunyi, 'Maka apabila mereka
naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala
Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat,
tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan
(Allah)."'[Risalah Arba'ah Qawa'id, Muhammad bin
Abdul Wahhab, hal 4]
Setiap orang yang bertawassul kepada Rasulullah
saw dan para Ahlul Baitnya, atau menziarahi
kuburan mereka, maka dia itu kafir dan musyrik;
dan bahkan kemusyrikannya jauh lebih besar
daripada kemusyrikan para penyembah Lata,
'Uzza, Mana dan Hubal. Di bawah naungan
keyakinan inilah mereka membunuh orang-orang
Muslim yang tidak berdosa dan merampas harta
benda mereka. Adapun slogan yang sering
mereka kumandangkan ialah, masuklah ke dalam
ajaran Wahabi! dan jika tidak, niscaya Anda
terbunuh, istri Anda menjadi janda, dan anak
Anda menjadi yatim.
Kritikan dan Bantahan Daripada Adiknya Sendiri
Saudaranya yang bernama Sulaiman bin Abdul
Wahhab membantahnya di dalam kitabnya yang
berjudul ash-Shawa'iq al-Ilahiyyah fi ar-Radd 'ala
al-Wahabiyyah, "Sejak jaman sebelum Imam
Ahmad bin Hanbal, yaitu pada jaman para imam
Islam, belum pernah ada yang meriwayatkan
bahwa seorang imam kaum Muslimin
mengkafirkan mereka, mengatakan mereka
murtad dan memerintahkan untuk memerangi
mereka. Belum pernah ada seorang pun dari para
imam kaum Muslimin yang menamakan negeri
kaum Muslimin sebagai negeri syirik dan negeri
perang, sebagaimana yang Anda katakan
sekarang. Bahkan lebih jauh lagi, Anda
mengkafirkan orang yang tidak mengkafirkan
perbuatan-perbuatan ini, meskipun dia tidak
melakukannya. Kurang lebih telah berjalan
delapan ratus tahun atas para imam kaum
Muslimin, namun demikian tidak ada seorang pun
dari para ulama kaum Muslimin yang
meriwayatkan bahwa mereka (para imam kaum
Muslimin) mengkafirkan orang Muslim.
Demi Allah, keharusan dari perkataan Anda ini
ialah Anda mengatakan bahwa seluruh umat
setelah jaman Ahmad â €”semoga rahmat Allah
tercurah atasnya— baik para ulamanya, para
penguasanya dan masyarakatnya, semua mereka
itu kafir dan murtad. â €”Inna lillahi wa inna ilaihi
raji'un."[ Risalah Arba'ah Qawa'id, Muhammad
bin Abdul Wahhab, hal 4].
Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab juga berkata
di dalam halaman 4, "Hari ini umat mendapat
musibah dengan orang yang menisbahkan
dirinya kepada Al-Qur'an dan sunnah, menggali
ilmu keduanya, namun tidak mempedulikan
orang yang menentangnya. Jika dia diminta untuk
memperlihatkan perkataannya kepada ahli ilmu,
dia tidak akan me-lakukannya. Bahkan, dia
mengharuskan manusia untuk menerima per-
kataan dan pemahamannya. Barangsiapa yang
menentangnya, maka dalam pandangannya
orang itu seorang yang kafir. Demi Allah, pada
dirinya tidak ada satu pun sifat seorang ahli
ijtihad. Namun demikian, begitu mudahnya
perkataannya menipu orang-orang yang bodoh.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Ya Allah, berilah
petunjuk orang yang sesat ini, dan kembalikanlah
dia kepada kebenaran."
Akhirnya Ibn Wahab meninggal dunia pada tahun
1206H/1791M tetapi para pengikutnya telah
meneruskan mazhabnya dan menghidupkan
bid`ah dan kesesatannya kembali.
Wahabi Menyerang dan Membunuh Umat Islam
Di Karbala
Pada tahun 1216H/1801M, al-Amir Sa`ud al-
Wahhabi mempersiapkan tentera yang besar
terdiri daripada 20 000 orang dan melakukan
serangan ganas ke atas kota suci Karbalaâ €™ di
`Iraq.
Karbala tempat cucu nabi saw yaitu Imam Husein
bin Ali bin Abi Thalib dimakamkan dan
merupakan sebuah kota suci dihiasi dengan
kemasyhuran dan ketenangan di hati umat Islam.
Tentera Wahhabi mengepung dan memasuki
kota itu dengan melakukan pembunuhan,
rampasan, runtuhan dan kebinasaan. Wahhabi
telah melakukan keganasan dan kekejaman di
kota Karbalaâ €™ dengan perbuatan yang tidak
mengenal batas prikemanusiaan dan tidak
mungkin dapat dibayangkan. Mereka telah
membunuh 5000 orang Islam atau bahkan lebih
lagi, hingga disebutkan dalam sejarah mencapai
20 000 orang.
Ketika al-Amir Sa`ud menghentikan perbuatan keji
dan kejamnya di sana, dia telah merampas
banyak harta. Setelah melakukan keganasan yang
cukup menjijikkan ini, dia kemudian menakluki
Karbalaâ €™ untuk dirinya sehingga para penyair
menyusun qasidah-qasidah penuh dengan
rintihan, keluhan dan dukacita mereka.
Wahhabi 12 tahun kembali membuat serangan ke
atas kota Karbalaâ €™ dan kawasan sekitarnya,
termasuk Najaf. Mereka kembali sebagai
perampas, penyamun dan pencuri pada tahun
1216H/1801M.
Kritikan dan Penentangan Sayyid Muhammad
Jawwad Terhadap Wahabi
Al-`Allamah al-Marhum al-Sayyid Muhammad
Jawwad al-`Amili mengatakan:[12][13]
â €œ Allah telah menentukan dan menetapkan
dengan kebesaran dan keihsanan-Nya dan juga
dengan berkah Muhammad saw, untuk
melengkapkan bab ini pada kitab Miftah al-
Karamah, selepas tengah malam 9 Ramadan al-
mubarak tahun 1225H/1810M - menurut catatan
penyusunnya ...⠀� dengan kekacauan fikiran
dan kecelaruan keadaan, orang-orang `Arab
dikelilingi oleh orang-orang dari `Unaizah al-
Wahhabi al-Khariji di al-Najaf al-Asyraf dan
masyhad al-Imam al-Husayn r.a - mereka telah
memintas jalan dan merampas hak milik para
penziarah al-Husayn r.a . Mereka membunuh
sebagian besar daripadanya, terdiri daripada
orang-orang `Ajam, sekitar kuranng lebih 150
orang ...⠀�
Jelaslah, bahwa tawhid yang diserukan oleh
Muhammad bin `Abd al-Wahhab dan
kelompoknya adalah dengan darah dan harta
orang yang menentang dakwah mereka,.
Al-Alusi dalam penjelasannya tentang Wahhabi
mengatakan: â €œ Mereka menerima hadist2 yang
datang dari Rasulullah saw bahwa Allah turun ke
langit dunia dan berkata: Adakah orang-orang
yang ingin memohon keampunan?⠀�. Dan dia
mengatakan: “ Mereka mengakui bahawa Allah
ta`ala datang pada hari Qiyamat sebagaimana
kata-Nya: â €œ dan pada hari itu diperlihatkan
neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah
manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat
itu baginya â €œ (al-Fajr (89): 23) dan
sesungguhnya Allah menghampiri makhluk-Nya
menurut kehendak-Nya seperti yang disebutkan:
â €œ dan Kami lebih hampir kepadanya daripada
urat lehernya “ (Qaf (50): 16).
Dapat dilihat dalam kitab al-Radd `ala al-Akhnaâ
€™ i oleh Ibn Taimiyyah bahwa dia menganggap
hadist2 yang diriwayatkan tentang kelebihan
ziarah Rasulullah saw sebagai hadith mawdu`
(palsu). Dia juga turut menjelaskan â €œ orang
yang berpegang kepada akidah bahawa Nabi
masih hidup walaupun sesudah mati seperti
kehidupannya semasa baginda masih hidup,�
dia telah melakukan dosa yang besar. Inilah juga
yang diiktiqadkan oleh Muhammad bin `Abd al-
Wahhab dan para pengikutnya, bahkan mereka
menambahkan pemalsuan dan kebatilan Ibn
Taimiyyah tersebut.
Para pengikut akidah Wahhabi yang batil
memberikan tanggapan kepada para pengkaji
yang melakukan penyelidikan mengenai Islam –
meneliti kitab-kitab mereka hingga menyebabkan
mereka akhirnya beranggapan bahwa Islam
adalah agama yang kaku, beku, terbatas dan tidak
dapat beradaptasi pada setiap masa dan zaman.

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH PERNYATAAN PERANG ACEH DENGAN BELANDA

Jika dibuka kembali sejarah perjalanan konflik Aceh, dapat disebut bahwa tanggal 26 Maret 1873 merupakan akar munculnya persoalan Aceh, yang masih terasa imbasnya sampai sekarang. Kerajaan Belanda melalui Nieuwenhuyzen, Komisaris Gubernemen Belanda mengeluarkan maklumat dan pernyataan perang terhadap kerajaan Aceh tepat tanggal 26 Maret 1873 di atas sebuah kapal perang Citadel van Antwerpen bersamaan dengan pendaratan perdana serdadu Belanda di sekitar Ulee Lhe, Banda Aceh. Pernyataan perang ini dikeluarkan karena kerajaan Aceh tidak mau tunduk di bawah dominasi Belanda, tidak mau melepaskan kewenangannya mengontrol selat malaka. Belanda bahkan menuding pejuang Aceh telah melakukan perompakan di selat Malaka tersebut, dan melakukan sabotase atas kapal-kapal dagang Belanda. Tak hanya itu, tindakan kerajaan Aceh membangun hubungan diplomatic dengan Kerajaan Turki serta dengan beberapa Negara lainnya seperti Perancis, Italia dan Amerika membuat kerajaan Belanda sangat marah dan mendorong

Kisah Warga Pedalaman Keturunan Raja Ubiet

"Hanya Bisa Mengaji, Berobatpun dari Tanaman Hutan" Pagi menjelang siang di Pucuk Krueng Hitam atau Gunung Ijo. Kabut masih enggan beranjak, sehingga sinar matahari belum menembus ke permukaan tanah. Namun, geliat masyarakat pedalaman keturunan Raja Ubiet, telah beranjak menuju ladang yang merupakan satu-satunya mata pencaharian masyarakat setempat. Warga pedalaman keturunan Raja Ubiet pun terbiasa menikmati dan memanfaatkan hasil hutan, tetapi tidak merusak hutan, begitu kata mereka.Kesibukan pagi pun di mulai. Pihak laki-laki bekerja ke ladang, sementara sang perempuan disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga, meski sesekali ikut membantu sang suami.

PANGLIMA ISHAK DAUD DIMATA SAYA

Saat sekarang banyak sekali panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini sudah menjadi orang penting di pemerintahan Aceh. Banyak diantara mereka yang belum saya kenal karena tiba-tiba muncul saat perdamaian Aceh. Dari banyak panglima GAM, saya kok lebih terkenang pada Ishak Daud, mantan panglima GAM wilayah Peurelak. Teungku Ishak ini sudah almarhum, tetapi sepertinya beliau begitu hidup dalam pikiran saya sebagai wartawan yang pernah meliput lama di Aceh. Teungku Ishak Daud, Panglima GAM Saya mengenal almarhum Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peurelak Aceh Timur tahun 2001. Saat itu saya diajak oleh senior saya Murizal Hamzah ke pedalaman Aceh Timur untuk bertemu beliau dan pasukannya.