Skip to main content

Jangan Nodai Titipan Ilahi

Cinta juga bukan sekadar feeling, tapi
membuat orang berubah. Orang yang
merasakan cinta bisa mengubah dirinya
demi orang yang dicintai. Yang buruk bisa
menjadi baik, yang urakan bisa menjadi
rapih jali, dan yang pendiam bisa menjadi periang. Cinta juga membuat orang
menjadi kreatif. .
Sayangnya cinta sering ternoda justru
oleh mereka yang sedang jatuh cinta.
Jatuh cinta malah menjadi ajang
pelampiasan hawa nafsu. Cinta nggak lagi menjadi sesuatu yang suci dan indah.
Tapi sudah diubah menjadi kubangan
lumpur maksiat. Padahal seharusnya
anugerah cinta itu kan dihargai dengan
menjaga dan merawatnya. Tentu saja
cinta harus dirawat dan dijaga dengan aturan-aturan Allah SWT. Sebabnya jelas
banget, Dia yang menciptakan cinta dan
menumbuhkan cinta, pastinya Dia juga
yang aturanNya layak diikuti. Nggak ada
yang lain.
Terbukti, cinta yang tak kenal aturan bukannya menjadi anugerah, tapi malah
menjadi musibah. Nggak jarang orang
mengukur cinta dari kedalaman kantong,
dari penampilan fisik, bahkan nggak lagi
memandang agama. Selain itu merebak
juga kehidupan sex before marriage, gonta-ganti pasangan, yang semuanya
bikin hidup jadi makin nelangsa. Banyak
remaja yang menafsirkan cinta itu adalah
seks. Iih syerem. Gara-gara pemahaman
yang keblinger itu cinta jadi ternoda.
Jangan sampe deh. Maka nggak salah kalau untuk urusan
cinta kita juga harus tunduk pada ‘apa kata’ Allah. Bukan apa-apa, supaya cinta kita tidak rusak dan tidak ternoda.
Juga jangan berpikir kalau cinta yang
diatur Allah itu nggak asyik.
Kenyataannya cinta yang diatur oleh
Allah itu makin sip, dan pastinya barakah.
Apa tuh barakah? Menurut para ulama barakah itu artinya ziayadul khair,
bertambah kebaikannya. So, kalau kita
bercinta (ciee…) dengan mengikuti aturan Allah, maka bukan saja kita merasa
bahagia, tapi juga berpahala.
Maka, jangan nodai cinta, agar cinta
dalam hidup kita makin berarti dan
memberikan berbagai kebaikan pada
kita semua......So...Nikah Dulu,,

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH PERNYATAAN PERANG ACEH DENGAN BELANDA

Jika dibuka kembali sejarah perjalanan konflik Aceh, dapat disebut bahwa tanggal 26 Maret 1873 merupakan akar munculnya persoalan Aceh, yang masih terasa imbasnya sampai sekarang. Kerajaan Belanda melalui Nieuwenhuyzen, Komisaris Gubernemen Belanda mengeluarkan maklumat dan pernyataan perang terhadap kerajaan Aceh tepat tanggal 26 Maret 1873 di atas sebuah kapal perang Citadel van Antwerpen bersamaan dengan pendaratan perdana serdadu Belanda di sekitar Ulee Lhe, Banda Aceh. Pernyataan perang ini dikeluarkan karena kerajaan Aceh tidak mau tunduk di bawah dominasi Belanda, tidak mau melepaskan kewenangannya mengontrol selat malaka. Belanda bahkan menuding pejuang Aceh telah melakukan perompakan di selat Malaka tersebut, dan melakukan sabotase atas kapal-kapal dagang Belanda. Tak hanya itu, tindakan kerajaan Aceh membangun hubungan diplomatic dengan Kerajaan Turki serta dengan beberapa Negara lainnya seperti Perancis, Italia dan Amerika membuat kerajaan Belanda sangat marah dan mendorong...

Begitu Sangat Agresifnya Kristenisasi di Aceh

BANDA ACEH (voa-islam.com) - Begitu agresifnya para missionaris Kristen memurtadkan bangsa Aceh sejak negeri ini dijajah oleh Portugis, Belanda, dan Jepang. Sekalipun usaha-usaha kristenisasi itu sangat bertentangan dengan SKB Tiga Menteri dan UU Penodaan Agama No.1 Tahun 1945, menyebutkan setiap pemeluk agama yang disahkan oleh Negara Indonesia, tidak boleh diajak memeluk agama lain dengan cara apapun.

Bronbeek: Museum ‘Aceh’ yang Tercecer dari Belanda

Oleh Asnawi Ali HASRAT untuk berlibur sambil memburu fakta sejarah ke Belanda sudah lama terpendam. Jika dari Swedia sangatlah murah dan mudah tanpa perlu menggunakan visa karena sesama negara anggota Uni Eropa. Ibarat kata pepatah, "Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui". Setelah mengikuti acara International Human Rights Training SpeakOut2012 dari UNPO di Belanda, penulis beserta dua orang warga Aceh di Swedia dengan dipandu seorang warga Aceh di Belanda, mengunjungi sebuah museum yang menyimpan harta peninggalan Aceh masa berperang dengan Belanda. Museum Bronbeek namanya, terletak di kota Arnhem, dan hanya 80 menit perjalanan kereta api dari ibukota Belanda, Amsterdam.