Skip to main content

Australia

Bangun pagi terasa lebih cepat, jika kita hidup di Australia.. Suasana bangun pagi lebih cepat terjadi, secara alamiah. Disamping karena adanya perbedaan waktu dari terbitnya matahari pagi (sunrise), antara Australia dengan Aceh yang sangat kontras. Juga hal ini dipengaruhi oleh budaya hidup warga masyarakat Australia, yang lebih suka menyelesaikan tugas di pagi hari. Bangun pagi lebih cepat, bisa memajukan sebuah bangsa(tampaknya) hal ini telah dibuktikan oleh Australia.
Ketika pagi hari, kita dapat melihat lalu- lintas di jalan raya sangat padat dengan mobil yang menuju ke arah perkotaan. Mobil-mobil, bus dan truk-truk panjang itu berjalan lancar di jalan raya, tanpa memunculkan kemacetan. Meskipun tak ada polisi lalu-lintas yang berada di persimpangan jalan raya. Namun warga Australia, sangat patuh pada aturan lalu- lintas. Speed Camera (kamera cepat), memang terpasang di berbagai persimpangan jalan. Jika ada yang melanggar aturan lalu-lintas, maka kamera cepat itulah yang menjelaskan kepada polisi,"Siapa yang melanggar aturan lalu-lintas?". Dan dendanya sangat besar bagi yang melanggar lalu-
lintas. Para pejalan kaki mendapat tempat sangat terhormat, pada saat menyeberangi jalan raya. Lalu, para pengguna sepeda motor, juga tidak berzig-zag di jalan raya. Tetapi mereka patuh pada aturan lalu-lintas yang berlaku. Demikian juga bagi para pengendara sepeda, dianjurkan menggunakan pakaian helm plus pakaian warna cerah, agar mudah terlihat saat melintasi jalan raya.
Perbedaan priode waktu yang bergulir, antara wilayah Australia dengan Aceh mencapai jarak antara 3,5 hingga 4 jam lamanya. Kadang-kadang siang lebih panjang waktunya dari malam hari, hal itu terjadi ketika musim summer tiba. Pada jam 08.00 malam di musim summer, matahari masih terlihat bersinar di Australia. Ada 4 musim di Australia, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Pada musim dingin, (saat hujan turun)sering disertai dengan turunnya butiran es-es kecil.
Waktu Musim Panas, berlangsung, pergeseran paruh waktu terbit matahari disesuaikan dengan memakai metode Daylight Saving Time (DST). Sistem ini berlaku selama musim panas. Jarum jam kadang harus digeser 'mundur 1 atau 1,5 jam' sesuai dengan pengumuman yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang, pada saat penetapan DST ini dimulai. "Hal ini dilakukan untuk membuat warga masyarakat lebih tertib saja. Saat menyambut siang dan malam hari,"ujar
William, seorang warga Australia kepada The Globe Journal. Australia memakai sistem ekonomi campuran (mixed economy) dan bergaya-Barat, dengan PDB per kapita sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Britania Raya, Jerman dan Perancis. Negara ini berada di peringkat ketiga pada Indeks Perkembangan Manusia tahun 2004 dan keenam dalam kualitas hidup 2005 oleh hasil survei majalah The Economist. Pendapatan perkapita warga Australia pertahun 39.692 Dollar AS.
Kearifan hidup Bersyukurlah bagi kita yang giat shalat Shubuh, karena waktu bangun pagi bisa berlangsung lebih cepat lagi. Menurut kalender warga muslim yang terbit di Australia, rata-rata jadwal waktu mulai shalat shubuh di Australia, pada jam 04.12- 05.19 am. Jadwal waktu Shalat ini terus bergeser detik waktunya, mengikuti perubahan musim. Nah keuntungan berada di negara maju, kita lebih mampu beradaptasi dengan hawa dingin pagi hari. Termasuk hawa dingin pagi yang senantiasa berhembus di Australia.. Karena umumnya di
berbagai perumahan warga Australia, tersedia air bertemperatur dingin dan hangat. Dan untuk berwudhuk, dapat
mencampur air dingin dengan air panas yang mengalir melalui keran tersebut.
Kearifan hidup terasa lebih terasah, jika kita bangun pagi lebih cepat. Terlebih, jika kita berada di negara maju.Untungnya lagi, listrik sangat setia menerangi kehidupan warga. Baik siang maupun malam hari. Berbeda dengan di Aceh, yang listriknya sangat sering padam. Dan kadang- kadang distribusi air bersih, juga sering macet dari pihak Perusahaan Air Minum (PAM). Kondisi Aceh yang masih menyedihkan ini, mesti segera dibenahi, melalui pendekatan manajemen yang profesional. Manajemen PLN di Aceh dan di Indonesia perlu diaudit secara serius. Atau PLN, tak boleh lagi memonopoli perdagangan listrik untuk rakyat Republik Indonesia. Seperti halnya di Australia, ruang pasar untuk perdagangan listrik diberikan kebebasan pasar kepada berbagai perusahaan kelistrikan yang berkualitas internasional. Lebih dari satu perusahaan listrik, beraktivitas untuk melayani kebutuhan listrik bagi warga Australia.
Korupsi------sangat dilarang atau diharamkan -----di lingkungan perusahaan milik pemerintah negeri Kangguru tersebut. Sehingga membuat Australia bisa maju pesat. Aceh Bisa Maju Setiap warga masyarakat Aceh, memang sudah terbiasa mendapat anjuran untuk bangun pagi lebih cepat. Dan bagi yang cepat bangun pagi, biasanya memiliki kemudahan rezeki yang lebih banyak. Pemandangan pasar pagi di Aceh, memperlihatkan juga hal demikian. Selanjutnya ada juga yang agak bernilai ekonomi baru yang perlu dipelajari dari warga Australia. Umumnya di Australia kini supermarket mulai menggunakan sistem ‘self service’ (jasa pelayanan mandiri). Nah, di berbagai sudut supermarket mulai muncul komputer modern yang mampu melayani sistem jual-beli secara mandiri. Sistemnya bisa menggunakan kartu model ATM. Atau bisa menggunakan credit card. Seseorang pembeli bisa berbelanja secara mandiri, tanpa perlu bertanya ini atau itu pada petugas supermarket.
Tetapi dia hanya berhubungan dengan mesin pembayaran belanja secara mandiri. Cukup dengan hanya menggesekkan dan memijat sendiri nomor PIN kartu belanja berlangganannya di bagian pintu customer service. Semuanya kemudian bisa terbeli. Tetapi sebagian besar wanita profesional Australia, masih memakai sistem pembayaran belanja dengan memanfaatkan, credit card di depan meja kasir. Dan untuk pembelian minuman mineral dan air minuman rasa buah-buahan dingin, kini di berbagai Supermarket kota-kota besar di Australia, kita bisa berbelanja langsung dengan perantara mesin otomatis penyedia makanan.
Misalnya, untuk membeli sebotol minuman jus buah atau air aqua mineral, kini kita dapat dengan mudah membelinya langsung dengan memasukkan sebuah gold coin 2 Dollar AUD, atau dengan memasukkan 1 lembar uang kertas 5 Dollar AUD ke keudee (kios) mesin berbentuk kulkas tersebut. Jika uang yang kita masukkan ke kulkas itu lebih dari jumlah harga barang yang kita beli, maka kulkas modern itu langsung mengembalikan sisa uang lebih milik kita tersebut secara cepat. Semua berlangsung cepat dan terlayani secara otomatis Di perpustakaan kampus, juga berlangsung sistem pelayanan secara mandiri, baik waktu meminjam buku atau mengembalikannya, maupun pada saat memfotocopy isi artikel dari sebuah buku atau jurnal ilmiah. Kondisi perekonomian Australia memang semakin menonjol dengan sistem ekonomi modern padat modal.
Namun untuk sektor pertanian dan peternakan, peluang kerja untuk warga masyarakat masih sangat besar. Terutama untuk bidang perkebunan buah-buahan anggur, strawberry, cherry, apel, dan lain-lain. Serta di bidang industri peternakan ayam, lembu, kambing, perikanan darat dan periakanan laut, budi daya udang, kepiting, tiram,, dan lain-lain juga masih terbuka peluang untuk bermitra dengan investor Australia.
Semua peluang kerja itu, membutuhkan para pekerja untuk siap bekerja secara cepat di pagi hari yang begitu dingin. Lalu harus bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik, sesuai jadwal kerjanya masing-masing. Jikalau bekerja pagi, umumnya baru selesai bekerja hingga jelang sore hari. Atau jika bekerja tengah malam, harus bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sebelum sunrise terbit. Sebab, saat sunrise terbit, semua hasil produksi dari berbagai jenis perusahaan industri itu, harus diangkut ke pasar dalam keadaan segar. .Bermutu tinggi, dan harus terkemas dengan sangat baik. Agar dapat menarik hati para pembeli. Nah, untuk model penataan mutu pasar dan pengawasan standar produk- produk barang dan jasa yang ditawarkan ke pasar ini, kita perlu belajar secara serius dari Australia. Termasuk dari segi menghargai sunrise di pagi hari.
Aceh bisa cepat maju, jika rakyat dan aparat pemerintahnya lebih cepat bangun dan lebih cepat bekerja di pagi hari. Aceh bisa suatu saat, semaju Australia kini, jika nilai manfaat waktu tak disia-siakan sedetik pun oleh rakyat, aparat pemerintah dan juga para tokoh- tokoh masyarakat terkemuka. Budaya duduk terlalu lama di warung kopi, memang harus segera ditinggalkan oleh segenap Rakyat Aceh. Di Australia, orang-orang yang minum kopi di cafetaria, hanya duduk di kursi cafetaria sekitar beberapa menit saja. Dan tak banyak orang yang mau duduk-duduk lama-lama sambil minum kopi di cafetaria. Semua orang bekerja cepat memikirkan masa depannya masing- masing. “Time is money,” begitu terasa nuansa nilainya ketika berada di Australia.
Saat ini pemerintah Australia bersama rakyatnya, sedang memfokuskan diri untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan untuk publik. Semua aparat pemerintah dan masyarakat aktif mendukung program pemerintah Australia ini."Saya ingin membawa Australia menuju masa depan yang lebih sejahtera dan lebih kuat,"ujar Julia
Gillard, Perdana Menteri Australia saat ini. Yang merupakan juga wanita pertama yang pernah tampil sebagai PM Australia.
“Australia adalah salah satu tempat terhebat, dan terbaik di dunia untuk hidup sembari belajar. Standar hidup di
sini merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, namun biayanya masih tetap kompetitif. Saat masa liburan, Anda akan memiliki berbagai pilihan aktivitas untuk memperkaya pengalaman diri Anda - mulai dari festival budaya, konser dan museum, sampai acara- acara olah raga besar. Kotanya juga sangat bersih dan cantik,,”ujar Stephen Smith,,,seorang profesional muda Australia kepada The Globe Journal, pada sebuah percakapan di tengah kota Adelaide.

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH PERNYATAAN PERANG ACEH DENGAN BELANDA

Jika dibuka kembali sejarah perjalanan konflik Aceh, dapat disebut bahwa tanggal 26 Maret 1873 merupakan akar munculnya persoalan Aceh, yang masih terasa imbasnya sampai sekarang. Kerajaan Belanda melalui Nieuwenhuyzen, Komisaris Gubernemen Belanda mengeluarkan maklumat dan pernyataan perang terhadap kerajaan Aceh tepat tanggal 26 Maret 1873 di atas sebuah kapal perang Citadel van Antwerpen bersamaan dengan pendaratan perdana serdadu Belanda di sekitar Ulee Lhe, Banda Aceh. Pernyataan perang ini dikeluarkan karena kerajaan Aceh tidak mau tunduk di bawah dominasi Belanda, tidak mau melepaskan kewenangannya mengontrol selat malaka. Belanda bahkan menuding pejuang Aceh telah melakukan perompakan di selat Malaka tersebut, dan melakukan sabotase atas kapal-kapal dagang Belanda. Tak hanya itu, tindakan kerajaan Aceh membangun hubungan diplomatic dengan Kerajaan Turki serta dengan beberapa Negara lainnya seperti Perancis, Italia dan Amerika membuat kerajaan Belanda sangat marah dan mendorong

Kisah Warga Pedalaman Keturunan Raja Ubiet

"Hanya Bisa Mengaji, Berobatpun dari Tanaman Hutan" Pagi menjelang siang di Pucuk Krueng Hitam atau Gunung Ijo. Kabut masih enggan beranjak, sehingga sinar matahari belum menembus ke permukaan tanah. Namun, geliat masyarakat pedalaman keturunan Raja Ubiet, telah beranjak menuju ladang yang merupakan satu-satunya mata pencaharian masyarakat setempat. Warga pedalaman keturunan Raja Ubiet pun terbiasa menikmati dan memanfaatkan hasil hutan, tetapi tidak merusak hutan, begitu kata mereka.Kesibukan pagi pun di mulai. Pihak laki-laki bekerja ke ladang, sementara sang perempuan disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga, meski sesekali ikut membantu sang suami.

PANGLIMA ISHAK DAUD DIMATA SAYA

Saat sekarang banyak sekali panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini sudah menjadi orang penting di pemerintahan Aceh. Banyak diantara mereka yang belum saya kenal karena tiba-tiba muncul saat perdamaian Aceh. Dari banyak panglima GAM, saya kok lebih terkenang pada Ishak Daud, mantan panglima GAM wilayah Peurelak. Teungku Ishak ini sudah almarhum, tetapi sepertinya beliau begitu hidup dalam pikiran saya sebagai wartawan yang pernah meliput lama di Aceh. Teungku Ishak Daud, Panglima GAM Saya mengenal almarhum Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peurelak Aceh Timur tahun 2001. Saat itu saya diajak oleh senior saya Murizal Hamzah ke pedalaman Aceh Timur untuk bertemu beliau dan pasukannya.