Skip to main content

Shalat dengan benar ternyata membuat sehat

(Arrahmah.com) – Staf pengajar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dr Sagiran Mkes SpB, telah melakukan serangkaian penelitian mengenai masalah gerakan shalat. Dari penelitian tersebut terungkap bahwa setiap tahapan yang berlangsung dalam gerakan ibadah shalat, memberi manfaat kesehatan bagi orang yang melaksanakannya. ”Tapi tentunya bila setiap tahapan gerakan ibadah shalat yang dilaksanakan, sesuai dengan tuntunannya. Kalau tidak sesuai, saya tidak tahu apakah ada manfaatnya atau tidak, karena saya tidak meneliti gerakan shalat yang tidak sesuai dengan tuntunan,” kata penulis buku ‘ Mukjizat Gerakan Shalat‘, saat tampil sebagai pembicara seminar di Masjid Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Purwokerto, Ahad (7/8/2011). Seminar yang diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan keagamaan di Bulan Suci Ramadhan ini, diselenggarakan oleh DDII Kabupaten Banyumas, LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, dan Majelis Dhuhaa Banyumas. ”Saya menguraikan manfaat dari gerakan shalat, bukan berarti menganjurkan orang melaksanakan shalat agar menjadi sehat. Bukan seperti itu. Shalat ada tetap merupakan kewajiban ibadah seorang muslim yang harus dilaksanakan. Saya hanya hendak mengungkapkan bahwa gerakan shalat, secara tidak langsung memiliki makna kesehatan bagi orang yang melaksanakannya,” kata dr Sagiran Mkes SpB, staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sagiran menjelaskan bahwa gerakan awal shalat yang ditandai dengan ‘Takbiratul Ihram‘ hingga ‘Salam‘ yang mengakhiri rangkaian ibadah shalat, seluruhnya merupakan memiliki rangkaian gerakan ibadah yang memberi manfaat bagi kesehatan. Dalam Takbiratul Ihram yang ditandai dengan mengangkat kedua telapak tangan hingga keduanya sejajar dengan telinga kanan-kiri, memberi manfaat kesehatan pada organ tubuh paru-paru, sekat ringga dada dan kelenjar getah bening. Sagiran menjelaskan ketika tangan terangkat maka rusuk akan ikut terangkat sehingga menimbulkan pelebaran rongga dada. Pada saat itu, seharusnya udara nafas akan masuk. Tetapi orang yang akan memulai shalat ternyata harus mengucapkan Allahu Akbar, sehingga memaksa udara harus mengalir keluar. Hal ini menyebabkan sekat rongga dada (diafragma) menjadi terlatih. Selain itu, ketika tangan terangkat maka ketiak pun akan terbuka. Padahal ketiak merupakan induk atau stasiun dari peredaran kelenjar getah bening (limfe) di seluruh tubuh. Dengan gerakan takbir yang berulang-ulang dalam gerakan shalat, maka secara tidak langsung melakukan active pumping kelenjar getah bening ke seluruh tubuh. Setelah takbiratul ihram, maka kemudian kedua telapak tangan akan diletakkan di atas dada. Dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas dada, maka bahu kanan-kiri otomatis akan terangkat dan ketiak sebagai stasiun peredaran limfe akan tetap terbuka. Dalam gerakan ruku, yang benar posisi punggung, leher dan kepala harus membentuk haris horisontal. Dengan posisi ini, berat badan bergeser ke depan, sehingga terjadi relaksasi atau peregangan ruas tulang belakang. Relaksasi ini sangat bermanfaat untuk memelihara tulang belakang yang selalu terkompresi. ”Tapi adanya relaksasi ruas tulang belakang ini hanya dialami bagi orang yang melaksanakan ruku dalam waktu yang cukup. Bagi orang yang shalatnya dilaksanakan dengan buru-buru, manfaatnya mungkin tidak akan terlalu terasa,” tambah dr Sagiran. Sedangkan dalam gerakan sujud, memberi manfaat bagi daya tahan pembuluh darah di otak. Posisi kepala yang lebih rendah dari jangtung, menyebabkan darah menumpul di pembuluh darah otak. Hal ini secara tidak langsung melatih pembuluh darah di otak seorang muslim, agar tidak mudah terserang stroke. ”Jadi bisa dikatakan, gerakan sujud ini merupakan gerakan anti stroke,” katanya. Kemudian, gerakan duduk di antara dua sujud, ternyata memperkuat jantung berikut sistem sirkulasi darah di seluruh bagian tubuh. Sagiran mengungkapkan bahwa saat seorang muslim yang melaksanakan ibadah shalat berada dalam posisi duduk di antara dua sujud, ternyata aliran darah seseorang tidak akan sampai ke bagian kedua kaki bagian bawah. ”Saat saya ukur, saturasi darah pada jari kaki orang yang sedang duduk di antara kedua sujud, ternyata nol. Denyut nadi tidak terasa sama sekali, saat orang dalam posisi duduk seperti ini,” jelasnya. Hal ini ternyata secara tidak langsung melatih jantung berikut urat-urat nadi seseorang. ”Seperti air kran yang mengalir melalui selang, bila selang secara berulang-ulang dipencet-dibuka berulang-ulang, secara tidak langsung hal ini akan membuat selang menjadi lebih elastis, sekaligus membersihkan kotoran yang terdapat dalam selang,” katanya. Terakhir, gerakan salam yang ditandai dengan menolah ke kanan dan ke kiri hingga kedua pipi terlihat oleh orang yang berada di belakangnya, ternyata menimbulkan relaksasi pada otot dan tulang leher. Di leher, terdapat banyak sekali jaringan sistem syaraf dan juga pembuluh darah yang menghubungkan kepala dan baguan badan. ”Gerakan salam ini, secara tidak langsung akan menghindarkan seseorang untuk mengalami ganggian syaraf,” jelasnya. Subhanallah, ternyata selain mendapatkan ketenangan hati dan kenikmatan berjumpa dengan Allah dalam shalat khusyu’, kita juga akan mendapatkan manfaat yang secara tidak langsung membuat tubuh kita menjadi sehat. Wallohua’lam. (rep/ arrahmah.com)

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH PERNYATAAN PERANG ACEH DENGAN BELANDA

Jika dibuka kembali sejarah perjalanan konflik Aceh, dapat disebut bahwa tanggal 26 Maret 1873 merupakan akar munculnya persoalan Aceh, yang masih terasa imbasnya sampai sekarang. Kerajaan Belanda melalui Nieuwenhuyzen, Komisaris Gubernemen Belanda mengeluarkan maklumat dan pernyataan perang terhadap kerajaan Aceh tepat tanggal 26 Maret 1873 di atas sebuah kapal perang Citadel van Antwerpen bersamaan dengan pendaratan perdana serdadu Belanda di sekitar Ulee Lhe, Banda Aceh. Pernyataan perang ini dikeluarkan karena kerajaan Aceh tidak mau tunduk di bawah dominasi Belanda, tidak mau melepaskan kewenangannya mengontrol selat malaka. Belanda bahkan menuding pejuang Aceh telah melakukan perompakan di selat Malaka tersebut, dan melakukan sabotase atas kapal-kapal dagang Belanda. Tak hanya itu, tindakan kerajaan Aceh membangun hubungan diplomatic dengan Kerajaan Turki serta dengan beberapa Negara lainnya seperti Perancis, Italia dan Amerika membuat kerajaan Belanda sangat marah dan mendorong

Kisah Warga Pedalaman Keturunan Raja Ubiet

"Hanya Bisa Mengaji, Berobatpun dari Tanaman Hutan" Pagi menjelang siang di Pucuk Krueng Hitam atau Gunung Ijo. Kabut masih enggan beranjak, sehingga sinar matahari belum menembus ke permukaan tanah. Namun, geliat masyarakat pedalaman keturunan Raja Ubiet, telah beranjak menuju ladang yang merupakan satu-satunya mata pencaharian masyarakat setempat. Warga pedalaman keturunan Raja Ubiet pun terbiasa menikmati dan memanfaatkan hasil hutan, tetapi tidak merusak hutan, begitu kata mereka.Kesibukan pagi pun di mulai. Pihak laki-laki bekerja ke ladang, sementara sang perempuan disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga, meski sesekali ikut membantu sang suami.

PANGLIMA ISHAK DAUD DIMATA SAYA

Saat sekarang banyak sekali panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini sudah menjadi orang penting di pemerintahan Aceh. Banyak diantara mereka yang belum saya kenal karena tiba-tiba muncul saat perdamaian Aceh. Dari banyak panglima GAM, saya kok lebih terkenang pada Ishak Daud, mantan panglima GAM wilayah Peurelak. Teungku Ishak ini sudah almarhum, tetapi sepertinya beliau begitu hidup dalam pikiran saya sebagai wartawan yang pernah meliput lama di Aceh. Teungku Ishak Daud, Panglima GAM Saya mengenal almarhum Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peurelak Aceh Timur tahun 2001. Saat itu saya diajak oleh senior saya Murizal Hamzah ke pedalaman Aceh Timur untuk bertemu beliau dan pasukannya.