Hidayah adalah petunjuk Allah yg disampaikan kepada hambaNYA, yg dengan petunjuk itu mereka mendapatkan kebenaran sejati.
Sebalik dari Hidayah adalah Dhillalah/Dhillun iaitu kesesatan. Kesesatan adalah, sesuatu yg kita yakini benar menurut logika manusia padahal ia tersalah di hadapan Allah.
Dalam Al-Quran kata hidayah dan dhillalah sangat sering di ulang-ulangi, hal itu menunjukkan orang yg sesat tidaklah sedikit, dan orang yg mendapatkan hidayah juga sangat banyak. Yg inti persoalannya mulai Nabi Adam hingga Yaumilqiamah manusia hanyalah dua golongan sahaja, Terpetunjuk dan Tersesat.
Akal manusia termasuk juga dalam hidayah ilahi, karna dengan akal, manusia bisa membedakan baik buruknya pada sesuatu, dengan akalnya manusia juga bisa tau harga diri,rasa malu dan bermacam perasaan moral lainnya, namun akal manusia bukanlah kebenaran sejati, karna memang keterbatasan kita yg telah Allah tetapkan sehingga apa yg kita lihat dan fikirkan belum tentu sesuai dengan realita kejadian. "kita melihat bintang dilangit jauh lebih kecil dari pada bulan, padahal realita sebenar adalah sebalik", namun terlihat demikian sebab faktor jarak dan keterbatasan kemampuan insani.
Hidayah Agama menyempurnakan hidayah akal, manusia sesungguhnya tidak bisa hanya mengutamakan akalnya, sebab bagaimana pun pintar dan jenius akalnya toh ia tetap memiliki batas. Kebenaran yg dicapai oleh akal harus dipandu dan distabilkan dengan hidayah agama barulah timbul kebenaran hakiki, setelah kebenaran sejati muncul maka hidayah taufiqilah sebagai penentu segala kebenaran.
Contohnya, manusia pada dasarnya adalah hampa (tidak berilmu) lalu Allah memberi akal dengan akal ia dapat memikir, kemudian Allah memberi hidayah agama dengan nya mereka menemukan kebenaran, setelah akal dan agama telah menyatu, lalu Allah memberi hidayah taufiqi yg dengan itu manusia mampu menerapkan kebenaran tersebut dalam kehidupannya. Kesimpulan dari contoh ini, seseorang telah islam,kemudian ia tau ajaran islam, lalu iapun mahu berbuat sesuai ajaran islam. inilah hakikat kebenaran ia mesti lahir dari proses hidayah tahap demi tahap. Dari itu kita jangan heran bila ada orang muslim yg tidak salat, tak memberi zakat, dll, krn boleh saja hidayah mereka hanya sebatas pengetahuan agama saja tanpa hidayah berbuat seperti suruh agama.
Ada berbagai macam proses manusia yg mendapatkan Hidayah Allah, ada yg prosesnya mudah,berat,rumit,ada juga yg tidak mendapat sama sekali,(nauzubillah).
Abu Bakar Siddiq.RA, Ali Bin Abi Talib, Khatijah istri Nabi, adalah manusia yg mudah mendapatkan hidayah, disaat tahun-tahun awal kenabian Muhammad Saw dan dengan sedikit sentuhan wahyu beliau langsung yakin dan percaya.
Umar bin Khathab termasuk proses mendapatkan hidayah sangat rumit dan menegangkan bahkan memakan waktu yg panjang, dimana beliau sebelum masuk islam adalah musuh dan benci terhadap ajaran Muhammad Saw, namun keadaan Umar balik 180 derajat, akhirnya Allah menjadikan Umar manusia pilihan penerus Syari'at Nabi.
"barang siapa yg diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yg mendapat petunjuk, dan barang siapa yg disesatkan Allah, maka merekalah orang orang yg merugi". Al-A'raf.178.
Yang pasti untuk mendapat hidayah taufiqi Allah masih terbuka lebar dan belum terlambat, jua kita butuh usaha yg sungguh-sungguh kearah RizaNya, dekatkan diri kita ke hadhirat Nya.
Ya Allah.. Bukalah pintu Hidayah MU untuk ku, Tunjukilah Aku jalan menuju Riza Mu..
Ya Allah.. Tetapkanlah aku didalam Agama MU, hindarilah aku dari menyekutu MU.
Amin Ya Rabbal 'alamin.
Sebalik dari Hidayah adalah Dhillalah/Dhillun iaitu kesesatan. Kesesatan adalah, sesuatu yg kita yakini benar menurut logika manusia padahal ia tersalah di hadapan Allah.
Dalam Al-Quran kata hidayah dan dhillalah sangat sering di ulang-ulangi, hal itu menunjukkan orang yg sesat tidaklah sedikit, dan orang yg mendapatkan hidayah juga sangat banyak. Yg inti persoalannya mulai Nabi Adam hingga Yaumilqiamah manusia hanyalah dua golongan sahaja, Terpetunjuk dan Tersesat.
Akal manusia termasuk juga dalam hidayah ilahi, karna dengan akal, manusia bisa membedakan baik buruknya pada sesuatu, dengan akalnya manusia juga bisa tau harga diri,rasa malu dan bermacam perasaan moral lainnya, namun akal manusia bukanlah kebenaran sejati, karna memang keterbatasan kita yg telah Allah tetapkan sehingga apa yg kita lihat dan fikirkan belum tentu sesuai dengan realita kejadian. "kita melihat bintang dilangit jauh lebih kecil dari pada bulan, padahal realita sebenar adalah sebalik", namun terlihat demikian sebab faktor jarak dan keterbatasan kemampuan insani.
Hidayah Agama menyempurnakan hidayah akal, manusia sesungguhnya tidak bisa hanya mengutamakan akalnya, sebab bagaimana pun pintar dan jenius akalnya toh ia tetap memiliki batas. Kebenaran yg dicapai oleh akal harus dipandu dan distabilkan dengan hidayah agama barulah timbul kebenaran hakiki, setelah kebenaran sejati muncul maka hidayah taufiqilah sebagai penentu segala kebenaran.
Contohnya, manusia pada dasarnya adalah hampa (tidak berilmu) lalu Allah memberi akal dengan akal ia dapat memikir, kemudian Allah memberi hidayah agama dengan nya mereka menemukan kebenaran, setelah akal dan agama telah menyatu, lalu Allah memberi hidayah taufiqi yg dengan itu manusia mampu menerapkan kebenaran tersebut dalam kehidupannya. Kesimpulan dari contoh ini, seseorang telah islam,kemudian ia tau ajaran islam, lalu iapun mahu berbuat sesuai ajaran islam. inilah hakikat kebenaran ia mesti lahir dari proses hidayah tahap demi tahap. Dari itu kita jangan heran bila ada orang muslim yg tidak salat, tak memberi zakat, dll, krn boleh saja hidayah mereka hanya sebatas pengetahuan agama saja tanpa hidayah berbuat seperti suruh agama.
Ada berbagai macam proses manusia yg mendapatkan Hidayah Allah, ada yg prosesnya mudah,berat,rumit,ada juga yg tidak mendapat sama sekali,(nauzubillah).
Abu Bakar Siddiq.RA, Ali Bin Abi Talib, Khatijah istri Nabi, adalah manusia yg mudah mendapatkan hidayah, disaat tahun-tahun awal kenabian Muhammad Saw dan dengan sedikit sentuhan wahyu beliau langsung yakin dan percaya.
Umar bin Khathab termasuk proses mendapatkan hidayah sangat rumit dan menegangkan bahkan memakan waktu yg panjang, dimana beliau sebelum masuk islam adalah musuh dan benci terhadap ajaran Muhammad Saw, namun keadaan Umar balik 180 derajat, akhirnya Allah menjadikan Umar manusia pilihan penerus Syari'at Nabi.
"barang siapa yg diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yg mendapat petunjuk, dan barang siapa yg disesatkan Allah, maka merekalah orang orang yg merugi". Al-A'raf.178.
Yang pasti untuk mendapat hidayah taufiqi Allah masih terbuka lebar dan belum terlambat, jua kita butuh usaha yg sungguh-sungguh kearah RizaNya, dekatkan diri kita ke hadhirat Nya.
Ya Allah.. Bukalah pintu Hidayah MU untuk ku, Tunjukilah Aku jalan menuju Riza Mu..
Ya Allah.. Tetapkanlah aku didalam Agama MU, hindarilah aku dari menyekutu MU.
Amin Ya Rabbal 'alamin.
assalamialaikum, wr.wb. semoga kita termasuk orang2 yang mendapatkan petunjuk ALLAH, SWT amiiin..
ReplyDelete