Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2012

Tragedi Tengku Bantaqiah Beutoeng Ateuh, Aceh Barat

Selain menguras habis kekayaan alam Aceh, rezim Suharto juga melancarkan genosida atas Muslim Aceh. Yang terkenal adalah masa DOM atau Operasi Jaring Merah (1989-1998). Banyak peneliti DOM sepakat jika kekejaman rezim ini terhadap Muslim Aceh bisa disetarakan dengan kekejaman yang dilakukan Milisi Serbia terhadap Muslim Bosnia di era 1990-an. Wilayah Aceh yang sangat luas, sekujur tanahnya dijadikan kuburan massal di sana-sini. Muslim Aceh yang berabad-abad hidup dalam izzah Islam, dihinakan oleh rezim fasis Suharto serendah-rendahnya.

Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft

Oleh: Chik Rini [Mantan Wartawan Analisa Terbitan Medan] Sebuah bus memasuki terminal Lhokseumawe pada suatu pagi buta sekitar tiga tahun lalu. Terminal masih sibuk. Warung kopi dan rumah makan masih buka. Agen tiket bus masih melayani belasan penumpang, yang hendak berangkat ke Banda Aceh atau Medan. Barisan becak mesin juga masih parkir depan terminal. Pengemudinya menunggu penumpang. Angin malam sekilas membawa bau amis yang berasal dari hamparan empang yang terletak di seberang terminal. Sejurus di kejauhan, di atas belukar hutan bakau, langit tampak merah membara oleh cahaya api. Semburan api raksasa itu keluar dari beberapa tower yang ada di ladang penyulingan gas alam cair milik PT Arun LNG.

Refleksi: Siapakah Orang Aceh?

Oleh Kris Bheda Somerpes Pada pertengahan April 2008 saya bergabung dengan Sunspirit For Justcice and Peace, sebuah lembaga swadaya masyarakat lokal-nasional yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat dan pembangunan perdamaian berbasis komunitas di wilayah Aceh Barat. Awalnya saya agak keberatan ketika diajak bergabung, lantaran image tentang Aceh dalam ruang kepala saya dilukiskan sebagai sebuah wilayah yang mengerikan, penuh pergolakan dan bergejolak. Kesan ini tentunya amat beralasan bagi seseorang yang belum pernah mengenal Aceh secara lebih dekat dan mendalam seperti saya.

Sultan yang Terlupakan

Oleh M Adli Abdullah Baru baru ini, 21 April 2012, penulis bersama Abdurahman SH MH (sekretariat Majelis Adat Aceh), Dr Suhaimi SH MH (staf pengajar Fakultas Hukum Unsyiah) didampingi oleh Murizal Hamzah (wartawan), menziarahi makam Sultan Aceh, Muhammad Daud Bin Tuanku Zainal Abidin Alaiddin Syah (1878-1939). Sultan ini rela mengorbankan dirinya demi marwah bangsanya dan tidak mau tunduk kepada penjajah, sehingga Sultan Aceh ini diasingkan oleh Belanda. Dia diasingkan bersama anaknya Tuanku Raja Ibrahim berserta kerabat istana lainnya pada tahun 1907. Sultan meninggal dalam buangan pada hari Denin, 6 Februari 1939, dan dimakamkan di Utan Kayu, Rawamangun, Jakarta.