Skip to main content

Metode Menghafal Al-Qur'an

I. Pendahuluan
Ada 3 prinsip (Three P) yang
harus difungsikan oleh
ikhwan/akhwat kapan dan
dimana saja berada sebagai
sarana pendukung
keberhasilan dalam
menghafal al qur'an. 3P
(Three P) tersebut adalah:
1. Persiapan (Isti'dad)
Kewajiban utama penghafal
al-qur'an adalah ia harus
menghafalkan setiap harinya
minimal satu halam dengan
tepat dan benar dengan
memilih waktu yang tepat
untuk menghafal seperti:
a. Sebelum tidur malam
lakukan persiapan terlebih
dahulu dengan membaca dan
menghafal satu halaman
secara grambyangan (jangan
langsung dihafal secara
mendalam)
b. Setelah bangun tidur
hafalkan satu halaman
tersebut dengan hafalan yang
mendalam dengan tenang
lagi konsentrasi
c. Ulangi terus hafalan
tersebut (satu halaman)
sampai benar- benar hafal
diluar kepala
2. Pengesahan (Tashih/setor)
Setelah dilakukan persiapan
secara matang dengan selalu
mengingat- ingat satu
halaman tersebu, berikutnya
tashihkan (setorkan) hafalan
antum kepada ustad/
ustadzah. Setiap kesalahan
yang telah ditunjukkan oleh
ustad, hendaknya penghafal
melakukan hal-hal berikut:
a. Memberi tanda kesalahan
dengan mencatatnya
(dibawah atau diatas huruf
yang lupa)
b. Mengulang kesalahan
sampai dianggap benar uoleh
ustad.
c. Bersabar untuk tidak
menambah materi dan
hafalan baru kecuali materi
dan hafalan lama benar-benar
sudah dikuasai dan disahkan
3. Pengulangan (Muroja'ah/
Penjagaa n)
Setelah setor jangan
meninggalkan tempat
(majlis) untuk pulang
sebelum hafalan yang telah
disetorkan diulang beberapa
kali terlebih dahulu (sesuai
dengan anjuran ustad/
ustadzah) sampai ustad
benar- benar mengijinkannya
II. Syarat Utama Untuk
Memudahkan Hafalan
1. Beriman dan bertaqwa
kepada Allah
2. Berniat mendekatkan diri
kepada Allah dengan menjadi
hamba- hamba pilihanNya
yang menjaga al-qur'an
3. Istiqomah sampai ajal
musamma
4. Menguasai bacaan al-qur'an
dengan benar (tajwid dan
makharij al huruf)
5. Adanya seorang
pembimbing dari ustad/
ustadzah (al-hafidz/al-
hafidzah)
6. Minimal sudah pernah
khatam al-qur'an 20 kali
(dengan membaca setiap ayat
5 kali)
7. Gunakan satu jenis mushaf
al-qur'an (al-qur'an pojok)
8. Menggunakan pensil/
bolpen/ stabilo sebagai
pembantu
9. Memahami ayat yang akan
dihafal
III. Macam-macam Metode
Menghafal
A. Sistem Fardhi Ikuti langkah
ini dengan tartib (urut):
1. Tenang dan tersenyumlah,
jangan tegang
2. Bacalah ayat yang akan
dihafal hingga terbayang
dengan jelas kedalam pikiran
dan hati
3. Hafalkan ayat tersebut
dengan menghafalkan bentuk
tulisan huruf-huruf dan
tempat-tempatnya
4. Setelah itu pejamkan kedua
mata dan
5. Bacalah dengan suara pelan
lagi konsentrasi (posisi mata
tetap terpejam dan santai)
6. Kemudian baca ayat
tersebut dengan suara keras
(posisimata tetap terpejam
dan jangan tergesa-gesa)
7. Ulangi sampai 3x atau
sampai benar-benar hafal 8.
Beri tanda pada kalimat yang
dianggap sulit dan
bermasalah (garis bawah/
distabilo)
9. Jangan pindah kepada
hafalan baru sebelum hafalan
lama sudah menjadi kuat
Penggabungan ayat-ayat
yang sudah dihafal Setelah
anda hafal ayat pertama dan
kedua jangan pindah kepada
ayat ketiga akan tetapi harus
digabungkan terlebih dahulu
antara keduanya dengan
mengikuti langkah-langkah
berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama dan
kedua sekaligus dengan suara
pelan lagi konsentrasi
2. Kemudian bacalah
keduanya dengan suara keras
lagi konsentrasi dan tenang
3. Ulangi kedua ayat tersebut
minimal 3x sehingga hafalan
benar- benar kuat. Begitulah
seterusnya, pada tiap-iap dua
tambahan ayat baru harus
digabungkan dengan ayat
sebelumnya sehingga terjadi
kesinambungan hafalan
4. Mengulang dari ayat
belakang ke depan. Dan dari
depan ke belakang
5. Semuanya dibaca dengan
suara hati terlebih dahulu
kemudian dengan suara keras
(mata dalam keadaan
tertutup)
6. Begitu seterusnya. Setiap
mendapatkan hafalan baru,
harus digabungkan dengan
ayat/halaman/ juz
sebelumya.
B. Sistem Jama'i
Sistem ini menggunakan
metode baca bersama, yaitu
dua/tiga orang (partnernya)
membaca hafalan bersama-
sama secara jahri (keras)
dengan:
a. Bersama-sama baca keras
b. Bergantian membaca ayat-
an dengan jahri. Keika
partnernya membaca jahr dia
harus membaca khafi (pelan)
begitulah seterusnya dengan
gantian. Sistem ini dalam satu
majlis diikuti oleh maksimal
12 peserta, dan minimal 2
peserta. Settingannya sebagai
berikut:
a. Persiapan:
1. Peserta mengambil tempat
duduk mengitari ustad/
ustadzah
2. Ustad/ustadzah
menetapkan partner bagi
masing-masing peserta
3. Masing-masing pasangan
menghafalkan bersama
partnernya sayat baru dan
lama sesuai dengan instruksi
ustad/ustadzah
4. Setiap pasangan maju
bergiliran menghadap ustad/
ustadzah untuk setor
halaman baru dan muroja'ah
hafalan lama b. Setoran ke
ustad/ ustadzah:
1. Muroja'ah: 5 halaman
dibaca dengan sistem syst-an
(sistem gantian). Muroja'ah
dimulai dari halaman
belakang (halaman baru)
kearah halaman lama 2. Setor
hafalan baru:
a. Membaca seluruh ayat-ayat
yang baru dihafal secara
bersama- sama
b. Bergiliran baca (ayatan)
dengan dua putaran. Putaran
pertama dimulai dari yang
duduk disebelah kanan dan
putaran kedua dimulai dari
sebelah kiri.
c. Membaca bersama-sama
lagi, hafalan baru yang telah
dibaca secara bergantian tadi.
3. Muroja'ah tes juz 1, dengan
sistem acakan (2-3x soal).
Dibaca bergiliran oleh
masing-masing pasangan.
Ketika peserta sendirian tidak
punya partner, atau
partnernya sedang
berhalangan hadir, maka
ustad wajibmenggabungkann
ya dengan kelompok lain
yang kebetulan juz, halaman
dan urutannya sama, jika
hafalannya tidak sama
dengan kelompok lain maka
ustad hendaknya menunjuk
salah seorang peserta yang
berkemampuan untuk suka
rela menemani.
c. Muroja'ah ditempat:
1. Kembali ketempat semula.
2. Mengulang bersama-sama
seluruh bacaan yang
disetorkan baik muroja'ah
maupun hafalan baru, dengan
sistem yang sama dengan
setoran
3. Menambah hafalan baru
bersama-sama untuk
disetorkan pada pertemuan
berikutnya
4. Jangan tinggalkan majlis
sebelum mendapat izin

Comments

Popular posts from this blog

Negara Oman

Tak ada kesulitan sama sekali mengurus dokumen keimigrasian ke Oman terkesan sangat lancar dan mudah. Pekan terakhir Desember tahun lalu, saya dan delegasi dari Undip yang hendak melakukan negosiasi kerja sama akademik dan join-research dengan Sultan Qaboos University (SQU) di Muscat, Oman cukup berkomunikasi jarak jauh dengan pihak universitas. Hanya saling ber-email semuanya sudah beres. Oman termasuk negeri yang unik karena mempunyai dataran tinggi dan rendah dengan nuansa gurun plus pantai. Itu kombinasi landskap yang cantik. Kita bisa menikmati Taman Riyam di pinggir pantai bersama keluarga atau teman sambil menikmati kebab dan chicken tika, kopi Omani atau Mc Donald maupun Pizza. Ada tempat rekreasi pantai untuk publik di Marina Bandar Rowdha berdekatan dengan Marine Science and Fisheries Centre (Pusat Penelitian Perikanan Oman). Sebagai negeri gurun pasir, Oman dua musim, yaitu dingin dan panas.

Kisah Warga Pedalaman Keturunan Raja Ubiet

"Hanya Bisa Mengaji, Berobatpun dari Tanaman Hutan" Pagi menjelang siang di Pucuk Krueng Hitam atau Gunung Ijo. Kabut masih enggan beranjak, sehingga sinar matahari belum menembus ke permukaan tanah. Namun, geliat masyarakat pedalaman keturunan Raja Ubiet, telah beranjak menuju ladang yang merupakan satu-satunya mata pencaharian masyarakat setempat. Warga pedalaman keturunan Raja Ubiet pun terbiasa menikmati dan memanfaatkan hasil hutan, tetapi tidak merusak hutan, begitu kata mereka.Kesibukan pagi pun di mulai. Pihak laki-laki bekerja ke ladang, sementara sang perempuan disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga, meski sesekali ikut membantu sang suami.

SEJARAH PERNYATAAN PERANG ACEH DENGAN BELANDA

Jika dibuka kembali sejarah perjalanan konflik Aceh, dapat disebut bahwa tanggal 26 Maret 1873 merupakan akar munculnya persoalan Aceh, yang masih terasa imbasnya sampai sekarang. Kerajaan Belanda melalui Nieuwenhuyzen, Komisaris Gubernemen Belanda mengeluarkan maklumat dan pernyataan perang terhadap kerajaan Aceh tepat tanggal 26 Maret 1873 di atas sebuah kapal perang Citadel van Antwerpen bersamaan dengan pendaratan perdana serdadu Belanda di sekitar Ulee Lhe, Banda Aceh. Pernyataan perang ini dikeluarkan karena kerajaan Aceh tidak mau tunduk di bawah dominasi Belanda, tidak mau melepaskan kewenangannya mengontrol selat malaka. Belanda bahkan menuding pejuang Aceh telah melakukan perompakan di selat Malaka tersebut, dan melakukan sabotase atas kapal-kapal dagang Belanda. Tak hanya itu, tindakan kerajaan Aceh membangun hubungan diplomatic dengan Kerajaan Turki serta dengan beberapa Negara lainnya seperti Perancis, Italia dan Amerika membuat kerajaan Belanda sangat marah dan mendorong