Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2009

JANGAN MINTA ALLAH MURKA

Al-Quran sebagai pedoman umat muslim tidak cuma membicarakan tentang hukum dalam ber 'ubudiah hamba dengan Ilahnya sahaja, akan tetapi dalam Al-Quran banyak juga dikisahkan tentang bagaimana kisah perjalanan sejarah anak Adam dalam status sebagai khalifah pewaris bumi ini, baik disegi ketaatan atau dalam bidang keingkaran mereka, yg tak lain tujuanNYA selain menjadi Ibrah dan mauizah hasanah bagi kita kaum yg mengaku dan berikrar ahli dari Dinul Islam. Ibrah kali ini, mari kita perhatikan kembali sepotong ayat Allah, surat An-Nahl Ayat 112. Yg terjemahannya kira-kira begini: " Dan Allah telah membuat sesuatu perumpamaan dengan sebuah negeri yg dulunya aman lagi tentram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat nikmat Allah, karna itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yg yg selalu mereka perbuat". Dalam ayat tersebut, Allah memberi gambaran tentang kehidupan satu pendudu

"Sikecil" DARI SEKIAN BESAR AJARAN ISLAM.

Satu hari Ainsyah duduk di rumah melepaskan lelah bersama suami tercintanya Rasulullah SAW, tiba-tiba datanglah Yahudi seraya mengucap "assamu alaikum" mereka menggantikan lafal Assalamulalaikum sebagai penghinaan atau pelecehan terhadap ajaran Nabi yg satu ini. Nabi menjawab dengan tenang "wa alaikum". Beda dengan reaksi Istrinya, Ainsyah gemas dan berteriak, kalianlah yg celaka! Rasul pun menegur, "hai Ainsyah, jangan engkau ucapkan sesuatu yg keji, sebab kekejian itu andainya Allah menampakkan gambarannya niscaya nampaklah sesuatu yg buruk. Kemudian Rasul bertanya, kenapa engkau harus marah? "ya Rasul, bukankah engkau telah mendengar apa yg mereka ucap? mereka jelas2 menghina kita". "ya, aku mendengarnya, tapi aku telah menjawabnya "wa alailkum"(dan atas kalian) dan itu sudah cukup" Manusia Agung, Nabi Muhammad telah dan lagi-lagi memberi pelajaran kepada kita, dalam hal "sikecil" Beliau telah menunjukkan sesuatu kepr

MAMPUKAH ISLAM MENGATUR KEHIDUPAN MU DAN NEGERI KU?

Qur'an Surat Thaha Ayat 124, dengan terjemahannya kira-kira begini: " Dan barang siapa yg mengabaikan/berpaling dari peringatan Ku (hukum-hukum Ku), maka sungguh baginya dipenuhi dengan derita dan sengsara" Dalam muradul ayat, jelaslah bahwa kita secara individu baik dalam keluarga atau dalam bernegara wajib melaksaknakan Hukum yg telah Allah tetapkan, dimana Allah melalui SyariatNYA telah mengatur segala aspek kehidupan kita dengan tujuan membawa kehidupan yg gelap tanpa arah ini menuju ke kehidupan yg terang benderang dengan cahaya Hidayahnya. Andai kita mau berpaling (tidak mematuhi aturanNYA) maka bersiaplah kita untuk derita dan sengsara hingga kehidupan kita jadi sempit karna tidak dicurahkan Rahmat dan petunjukNYA. Adakah kita masih ragu membawa islam? Syariat Islam sangatlah sempurna, karna ketentuan Hukum pada sesuatu perkara dan masalah adalah untuk melindungi hak setiap individual baik itu manusia, tumbuh-tumbuhan,binatang dan sebagainya, dimana keputusan suatu

PRODUK INSANI VS PRUDUK ILAHI

Manusia tidak pernah lepas dari kepentingan atau interesnya. Kapan dan di mana saja, manusia selalu membawa kepentingannya. Baik ketika mereka berhasil berada di pucuk maupun mereka masih betah di akar, apakah ia pemimpin yg lagi memimpin apalagi rakyat yg selalu melarat. Sering hidup ini diarahkan untuk sebuah kepentingan. Ketika berpikir dan mengabambil keputusan, manusia pun tetap terpengaruh dan tak bisa lepas dari interesnya. Oleh yg demikian kesimpulan pemikirannya sering dipengaruhi oleh kondisi dan situasi insani pada waktu tersebut. Jika ia berada dalam keadaan susah, suasana kesusahannya tercermin dalam pemikirannya. Begitu sebalik. Hal ini sudah menjadi sifat manusia yg ditakdir Allah lemah dalam segala-galanya. Disitulah Perlu aturan (hukum)kokoh dan komit yg mengatur arah hidup dan kehidupannya. Dalam hai demikian Manusia pun mencoba membuat "Hukum" / aturan sendiri yg mengatur tata cara hidup dan kehidupan. dengan segala daya manusia memikir dan bermusyawarah

Salam Uhkwah Islamiah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu warizdwanuh. Pertama sekali saya ingin mengucapkan Ahlan Wasahlan kepada Akhie/Uhtie Ihwanul Muslimin atas keringanan waktu sengaja mampir atau terseret arus sehingga tibalah di istana mewah saya di alam maya ini. Sebagai kata-kata mukaddimah, izinkan saya belajar melampiaskan emasional dengan cara menuangkan segala uneg-uneg yg terlintas di pikiran atau terbayang dalam ingatan dengan tujuan menerima dan jika bisa berbagi ilmu pengetahuan baik itu masalah duniawiah atau uhrawiah, yang intinya semampu mungkin untuk menjadikan mamfaat dunia wal akhirah. dari itu, kekurangan dan kejanggalan pasti jelas pada diri saya nantinya, sebab saya masih pelajar sudah pasti saya masih kurang ajar bahkan ingin diajar dengan berbagai pelajaran dan tak memilih siapa yang akan mau ajar saya. Akhirnya, Jika tidak berkenan dengan apapun tentang saya, saya meminta dua saja dari Antum, pertama, maaf sebesar - besarnya, kedua, tinggalkan komentar. Billahi Sabilil H

SYARIAT ISLAM DI ACEH DIMATA MASYARAKAT AWAM

Berbicara tentang tegaknya Syari'at Islam di Aceh, sangatlah unik dan spesifik, hampir sepuluh tahun UU Pemberlakuan Syari'at Islam disahkan oleh Pemerintah, kenyataannya dalam hal urusan sehelai kain pun belum nampak keberhasilannya. Itu menurut apa yg terliat oleh mata orang umpama mata saya. Saya bermaksud tidak menyalahkan dalam fenomena ini, cuma terlintas dibenak nurani, apakah pemerintah kita ihklas memberi dan menerima pemberlakuan Syari'at Islam ini?? Atau seginilah Syari'at yg boleh di terapkan ia harus terbatas pada urusan 'Ubudiah dan Amaliah sahaja? Atau memang hati kita yg sudah keras membatu sehingga tidak mau percaya dan mengamalkan UU Ilahi Zat yg tiap hari kita sembah? Itulah pertanyaan yg membingungkan saya ketika melihat dan mendengar orang rame-rame teriak islam kaffah.Dari kenyataan ini, kita khawatir mungkin Allah telah menggolongkan kita ke kelompok yang mengolok-olok Syariat, garis kerasnya 'munafikun' (berbuat tak serupa cakap), n