Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2009

MENGHAMBAKAN DIRI KEPADA NAFSU ATAU KEPADA ALLAH?

Manusia sudah merupakan ketentuan dari Sang Pencipta di lahirkan ke dunia hanyalah untuk sebuah pengabdian(menjadi hamba), jiwa dan raganya pun Allah ciptakan untuk mendukung fungsioanal ini. Kegagahan yg bagaimana pun bentuk konstruksi nya tetap ia berasal dari "segumpal darah" Q.S.Al-'Alaq.2. Dengan kata lain, manusia tidak mampu memuas dan memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa terhubung satu sama lain, dengan ini manusia adalah mahkluk lemah, sebab lemahnya maka posisinya harus menjadi hamba pada yg kuasa. Menghambakan diri diantaranya, patuh, taat,tunduk,bakti,cinta,dll, Disinilah timbul pertanyaan, kepada "kuasa" yg manakah seorang insan muslim seharusnya menyembah dan menghambakan diri? Qur'an surat 51/Az-Zuriat Ayat 56 Allah memberi jawapan, "Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk Menyembah. Muslim berkewajiban taat dan mengikuti seseorang, adakah ia pemimpin Negara, Pemimpin Masyarakat, Pemimpin Keluarga,dll, bila pemimpin tersebut se

HIDAYAH

Hidayah adalah petunjuk Allah yg disampaikan kepada hambaNYA, yg dengan petunjuk itu mereka mendapatkan kebenaran sejati. Sebalik dari Hidayah adalah Dhillalah/Dhillun iaitu kesesatan. Kesesatan adalah, sesuatu yg kita yakini benar menurut logika manusia padahal ia tersalah di hadapan Allah. Dalam Al-Quran kata hidayah dan dhillalah sangat sering di ulang-ulangi, hal itu menunjukkan orang yg sesat tidaklah sedikit, dan orang yg mendapatkan hidayah juga sangat banyak. Yg inti persoalannya mulai Nabi Adam hingga Yaumilqiamah manusia hanyalah dua golongan sahaja, Terpetunjuk dan Tersesat. Akal manusia termasuk juga dalam hidayah ilahi, karna dengan akal, manusia bisa membedakan baik buruknya pada sesuatu, dengan akalnya manusia juga bisa tau harga diri,rasa malu dan bermacam perasaan moral lainnya, namun akal manusia bukanlah kebenaran sejati, karna memang keterbatasan kita yg telah Allah tetapkan sehingga apa yg kita lihat dan fikirkan belum tentu sesuai dengan realita kejadian. "ki